MALUT, Timur Aktual.Com – Upaya dinas pendidikan Maluku Utara dalam memasuki penerapan pendidikan gratis terus dilakukan. Baik dari sisi mutu dan kwalitas pendidikan serta kesejahteraan guru itu sendiri.
Alhasil, Dikbud Malut mulai memutar otak, untuk melakukan efisiensi anggaran yang dimulai dari kucuran dana Bos (APBN) Rp. 130 miliar, hingga Bosda (APBD) Rp. 25 Miliar, akan menjadi prioritas dinas pendidikan menyongsong pendidikan gratis bagi siswa SMK, SMA dan SLB di provinsi Maluku Utara.
“Untuk anggaran BOS, basisnya tergantung jumlah siswa maka total siswa kita 64 ribu lebih,” Ujar Kadis pendidikan provinsi Malut Abubakar Abdulah dalam acara Ramadhan Expo di Land Mark, Kota Ternate, Rabu, (19/03/25).
Kata, Abubakar skema Dikbut dalam penerapan pendidikan gratis membutuhkan banyak dukungan dari semua sektor baik, pemerintah kabupaten kota serta perguruan tinggi dan masyarakat Maluku Utara secara umum.
“Jadi ada beberapa sekolah yang masih menarik biaya siswa, nah ini yang kita upayakan agar April mendatang tidak lagi ada namanya biaya penarikan dari komite sekolah,”ujarnya.
Penarikan biaya itu, Kata Abubakar, Sekolah tersebut beralasannya ada beberapa komponen tertentu yang tidak bisa dicover melalui dana bos, sehingga membutuhkan penarikan biaya untuk kebutuhan komponen tersebut.
“Jadi semisalnya, ada biaya SMK, yang praktek, ada yang pelayaran ada yang kesehatan nah ini yang membutuhkan biaya tambahan, begitu juga uang makan minum guru, itu kita pikirkan saat ini,”terangnya.
Untuk meminimalisir anggaran tersebut, Dina pendidikan provinsi mengambil alih biaya tersebut dengan mengusulkan sedikitnya Rp. 12 milir, untuk membiayai komponen-komponen tersebut.
“Dalam aturan Dana Bos, ada kurang lebih 12 komponen yang dibiayai, sisanya tidak bisa dibiayai karena jika dibiayai akan menjadi temuan,”ujarnya.
Lanjut Abubakar, saat ini, Dikbut Malut telah menguSulkan, Rp. 23 miliar untuk 45 ribu siswa, SLB, SMK, SMA, yang akan mengcover 9 bulan pembayaran dimulai dari bulan April 2025.
“Jadi variasi, klasternya beda SMA dan SMK, untuk SMK lebih tinggi 70 Persiwa, kenapa lebih karena ada perlakuannya sedikit beda. sementara untuk SMA/SLB, sama 50 Persiwa,”terangnya.
Lanjut Aka, dari Jumlah 407 sekolah, dengan jumlah siswa 64 ribu, hanya saja program awal penerapan bagi siswa negeri maka ada sedikitnya 45 ribu siswa, yang suda tercover, dengan efisiensi anggaran Rp. 12 miliar untuk sekolah gratis.
“Untuk kepulauan sula dan talibu tidak tarik dana komite, jadi kita akan sesuaikan,”ujar nya.(Red)